Tahapan siklus air memang penting untuk dipahami. Ada lima tahapan berbeda dan semua penjelasannya akan dibahas dalam artikel ini!

Air adalah salah satu kebutuhan paling penting di bumi. Oleh sebab itu, ketersediaan air harus tetap terjaga dengan baik. Salah satu jalan untuk menjaganya adalah dengan berlanjutnya tahapan siklus air secara maksimal.

Siklus terstruktur ini bukan hanya berguna untuk menjaga ketersediaan air. Namun juga untuk menjaga cuaca, intensitas hujan, suhu bumi, serta keseimbangan ekosistem. Jadi saat siklusnya berjalan, maka ada banyak aspek yang terjaga.

Tahapan Siklus Air

Siklus air sendiri terbagi menjadi lima tahap. Ada evaporasi, transpirasi, kondensasi, presipitasi, dan aliran permukaan. Semua tahapan ini akan dibahas satu per satu sebagai berikut:

1. Evaporasi

Tahapan krusial pertama dalam siklus air akan dimulai dengan evaporasi. Secara definisi, evaporasi adalah runtutan proses menguapnya air di area tertentu ke atas tepatnya ke area atmosfer untuk menjadi bentuk lain.

Ada beberapa tempat yang terdampak proses evaporasi. Mulai dari wilayah sungai, laut, rawa, danau, struktur tanah, dan bahkan dari tubuh manusia berupa keringat. Jadi semua bagian yang mengandung air juga akan mengalami rangkaian proses evaporasi.

Terjadinya evaporasi memang sangat bergantung pada matahari yang terpancar. Semakin banyak sinar matahari pada permukaan air, maka rangkaian proses evaporasinya akan jauh lebih cepat.

2. Transpirasi

Tahapan siklus air terkonsep yang kedua adalah transpirasi. Terjadinya transpirasi adalah saat ada penguapan air dari tumbuhan, khususnya bagian daun. Saat tekanan uap air dalam daun lebih tinggi dari udara, maka transpirasi akan terjadi.

Biasanya transpirasi juga akan terjadi pada saat proses fotosintesis. Ada beberapa bagian yang menjadi tempat transpirasi, seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel dalam tanaman di bumi.

Proses transpirasi ini sebenarnya memiliki beberapa fungsi. Mulai dari menjaga suhu daun, mengangkut nutrisi dan air, serta menjaga kelembaban lingkungan. Jadi prosesnya memang sangat krusial.

3. Kondensasi

Kondensasi adalah tahap ketiga dalam proses pergerakan air. Setelah air yang sudah terpilih menguap, maka uap tersebut akan diubah menjadi partikel es di atmosfer. Ukuran partikel es ini sangat kecil namun jumlahnya banyak.

Perubahan uang ini terjadi karena suhu di atmosfer sangat rendah. Kemudian partikel es yang berkumpul akan mengalami penggumpalan dan berubah menjadi awan atau bentuk sejenisnya. Pergerakan awan inilah yang nantinya akan menjadi hujan.

Jika diklasifikan kembali, jenis kondensasi ini terbagi menjadi kondensasi internal dan eksternal. Sedangkan untuk bentuk kondensasinya sendiri ada embun, kabut, awan, atau ada juga bentuk embun beku.

4. Presipitasi

Pada tahapan siklus air keempat, ada proses lain yang bernama presipitasi. Awan yang menggumpal di atmosfer tadi akan berubah menjadi tetesan air yang menuju bumi. Hal ini terjadi karena awan yang menggumpal sudah terlalu berat.

Sebenarnya bentuk presipitasi tidak selalu hujan. Bisa dalam bentuk salju atau hujan es. Penentuan bentuk ini tergantung pada banyak hal mulai dari suhu, lokasi, dan aspek penting lainnya.

5. Infiltrasi

Lalu untuk tahap terakhir ada yang namanya infiltrasi. Susunan air yang kembali ke daratan biasanya langsung meresap ke dalam tanah, dan proses inilah yang dinamai dengan infiltrasi atau aliran permukaan.

Struktur air ini bisa kembali ke laut, membentuk danau, sungai, dan waduk. Selain itu, air tersebut juga bisa masuk ke dalam tanah yang lebih jauh sebagai cadangan air tanah yang berfungsi untuk tumbuhan dan yang lainnya.

Kesimpulan

Semua tahapan siklus air di atas akan terus berjalan dari waktu ke waktu tanpa henti. Namun hal tersebut memang seharusnya terjadi karena ketersediaan air juga harus dijaga dalam jangka panjang.