Pahami hasil perjanjian linggarjati agar kamu paham dengan konflik yang terjadi antara Indonesia dan Belanda dulu.

Menjadi warga negara yang berjiwa nasionalisme, kamu harus tahu hasil perjanjian linggarjati yang berlangsung di pulau Jawa tersebut. Bukan hanya sekadar untuk melakukan diskusi biasa, tetapi juga penandatanganan berkas. Tepatnya di tahun 1946, setahun setelah merdeka.

Jauh sebelum diadakannya perundingan ini, sudah banyak diskusi lain yang sudah dilakukan. Namun belum ada titik terang yang bisa disepakati keduanya. Mengingat akan status negara yang bebas dan terbebas dari penjajahan.

Latar Belakang

Setelah Soekarno memproklamirkan kemerdekaan, Belanda ternyata tidak tinggal diam. Mereka mulai bergerak dan bertindak agar kekuasaan bisa membalik. Begitu juga dengan wilayah yang sudah menjadi bekas jajahannya.

Melihat situasi dan kondisi ini rakyat tentu bertekad semakin kuat. Harus bisa mempertahankan NKRI dengan segenap tenaga. Sampai pada akhirnya terjadilah konflik.

Situasi yang semakin memanas dan tegang pun terus berlanjut tiap harinya. Bisa dibilang pada hari-hari, dimana Indonesia baru merdeka tidaklah mudah. Banyak perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan.

Sampai pada akhirnya kedua belah pihak setuju untuk mencari jalan diplomatik. Langkah ini diambil untuk menyelesaikan masalah lewat perundingan. Mediatornya sendiri kala itu adalah pihak Inggris.

Bagaimana Hasil Perjanjian Linggarjati?

Sekian lama diskusi dan perdebatan antar pihak yang berselisih. Akhirnya beberapa hal-hal penting yang menjadi fokus dan mufakat bersama. Berikut di antaranya, yaitu:

Dari hasil kesepakatan pertama, akhirnya pihak yang menjajah memberikan pengakuan. Wilayahnya pun ditentukan oleh pihak mereka di antaranya ada Madura, Jawa dan Sumatera sebagai wilayah Indonesia.

Meski begitu, pihak Belanda sudah mengakui bahwa Indonesia merdeka. Situasi ini tentu tidak mudah untuk diterima. Perlahan namun pasti, maka dari itu disepakati bersama.

Selanjutnya adalah persetujuan dengan adanya negara Indonesia serikat. Di dalamnya terdiri dari Kalimantan, Republik Indonesia dan Indonesia Timur. Bentuk dari federasi yang sebelumnya dikuasai sekutu.

Kesepakatan selanjutnya yang disetujui adalah Uni Indonesia-Belanda. Merupakan gabungan antar mereka yang berselisih untuk bersama. Namun, di bawah naungan dari kerajaan Belanda.

Sifat dari penggabungan ini cukup fleksibel dan longgar. Mengingat wadahnya hanya sebagai bentuk kerja sama antar kedua negara. Saat itu fokus bidang yang disepakati adalah ekonomi dan politik.

Perpindahan kedaulatan tentang wilayah Indonesia akan diberikan kepada NIS. Terhitung mulai dari persetujuan dibuat hingga paling lama hingga awal tahun 1949. Akan tetapi penerapan dan aplikasinya cukup sulit kala itu.

Mengingat Belanda yang masih memegang kontrol penuh dan signifikan. Terlebih lagi daerah-daerah yang berada di luar wilayah yang telah diakui. Hal itulah yang membuatnya berjalan dengan lambat.

Dari adanya diskusi tersebut, Indonesia tentu diuntungkan dari segi diplomatik. Pasalnya pihak sekutu yang akhirnya resmi mengakui secara de facto. Meski hanya sebagian daerah, pengakuan sebagai negara yang baru berdiri sudah baik.

Namun tentu saja banyak ketidakpuasan yang dirasakan. Terlebih lagi beberapa wilayah yang tidak diakui, membuat transisi kedaulatan berjalan lama. Kondisi ini tentu karena tidak adanya kekuasaan dan kontrol penuh atas wilayah tersebut.

Tidak banyak juga dari pribumi yang menganggap pihak sekutu lah yang paling banyak untung. Apalagi terbatasnya kontrol dan pengambilan wilayah. Ketidakpuasan ini ternyata juga dirasakan oleh sekutu, hingga akhirnya terjadi gencatan senjata.

Kesimpulan

Demikianlah ulasan tentang hasil perjanjian linggarjati serta dampak yang dihasilkan. Kedua belah pihak bahkan merasa hasil diskusi tersebut kurang tepat dan tidak memuaskan. Sampai pada akhirnya terjadi agresi militer di tahun 1947.